SEJARAH TAUHID

 

Pengertian Tauhid

Tauhid adalah konsep dalam Islam yang mengacu pada keesaan Tuhan. Ini adalah konsep sentral dan paling penting dalam agama, di mana seluruh kepatuhan agama seorang Muslim bersandar Kata "tauhid" berasal dari kata Arab "tawḥīd," yang berarti "keesaan Tuhan dalam Islam (Allāh)" Tauhid bukan hanya penegasan dalam ucapan tentang kesatuan Tuhan, tetapi juga realisasi praktis dan eksistensial dari kesatuan itu. Ini dilakukan dengan menolak konsep-konsep yang terkait dengan dunia multiplisitas, untuk mengisolasi

 

Jenis jenis Tauhid

Ada tiga jenis tauhid dalam Islam:

1. Tauhid Rububiyah: Ini mengacu pada kepercayaan pada keesaan Tuhan dalam hal ketuhanan-Nya atas alam semesta. Ini berarti bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta, pemelihara, dan pengendali alam semesta.

2. Tauhid Uluhiyah: Ini mengacu pada kepercayaan pada keesaan Tuhan dalam hal ibadah-Nya. Ini berarti bahwa Tuhan adalah satu-satunya yang layak untuk disembah, dan bahwa semua tindakan penyembahan harus diarahkan kepada-Nya saja.

3. Tauhid Asma' wa Sifat: Ini mengacu pada kepercayaan pada keesaan Tuhan dalam hal nama dan atribut-Nya. Ini berarti bahwa Tuhan memiliki nama dan atribut yang unik dan sempurna, dan tidak ada orang lain yang dapat membagikannya

Memahami tauhid penting bagi umat Islam, karena itu adalah dasar dari iman mereka. Ini membantu mereka untuk mengenali keesaan Allah dan menjalani kehidupan mereka sesuai dengan ajaran-ajaran-Nya.

Seperti yang di jelaskan pada Qur’an Surah Al Qasas Ayat 88

وَلَا تَدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۘ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ اِلَّا وَجْهَهٗ ۗ لَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ ٨٨

 

Artinya: "Jangan (pula) engkau sembah Tuhan yang lain (selain Allah). Tidak ada tuhan selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali zat-Nya. Segala putusan menjadi wewenang-Nya dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan."

 

Sejarah Tauhid

Sejarah tauhid, atau konsep keesaan Tuhan, sebenarnya telah ada sejak awal manusia. Dalam agama Islam, tauhid diajarkan oleh semua nabi dan rasul, mulai dari Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, hingga Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir yang diberikan tugas untuk menyampaikan ajaran tauhid kepada umat manusia. Pada saat itu, masyarakat Arab pra-Islam atau yang dikenal dengan Jahiliyah, banyak yang menyembah berhala dan melakukan praktik politeisme. Nabi Muhammad SAW kemudian membawa ajaran tauhid yang menekankan bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah.

Sejak saat itu, ajaran tauhid terus disebarkan dan diterima oleh banyak orang, menjadi fondasi utama dalam ajaran Islam. Tauhid bukan hanya tentang pengakuan lisan, tetapi juga tentang penghayatan dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari.

Tauhid adalah konsep dasar dalam teologi Islam yang mengacu pada keesaan Tuhan. Konsep tauhid telah berkembang dari waktu ke waktu, dan pemahamannya telah mengalami penyempurnaan dan pengembangan. Berikut ini adalah beberapa poin penting tentang sejarah dan perkembangan tauhid:

- Abad ke-8: Konsep awal tauhid muncul pada abad ke-8.

- Abad ke-12: Konsep tauhid disempurnakan pada abad ke-12 oleh Ibnu Taimiyah, yang mengembangkan doktrin tauhid uluhiyah, yang menekankan bahwa Allah adalah satu-satunya entitas yang layak disembah.

- Abad ke-18: Pada abad ke-18, tauhid diformalkan menjadi tiga kategori: tauhid rububiyah, yang menekankan peran Allah sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta; tauhid uluhiyah, yang menekankan hak eksklusif Allah untuk disembah; dan tauhid asma' wa sifat, yang menekankan nama dan atribut Allah seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadis.

- Masa Nabi dan Khulafaur Rasyidin: Konsep tauhid telah hadir sejak zaman Nabi Adam, yang diperintahkan oleh Allah untuk mengajarkan konsep tauhid yang murni kepada manusia. Perkembangan tauhid berlanjut melalui para nabi dan rasul yang diutus Allah, termasuk Nabi Muhammad SAW. Selama masanya, Nabi menetapkan prinsip-prinsip dasar Islam dan menggunakan berbagai metode untuk menyebarkan dan menegakkan kedaulatan Islam.

Secara keseluruhan, sejarah dan perkembangan tauhid mencerminkan upaya berkelanjutan para cendekiawan Muslim dan pemikir untuk memperbaiki dan memperdalam pemahaman mereka tentang keesaan Tuhan.

 

ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﻷﻫﻞ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ، ﺃﻥ ﻳﺤﺼﻠﻮا أربعة أشياء ﺣﺘﻰ ﻳﻜﻮﻧﻮا ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ:

اﻟﺘﺼﺪﻳﻖ، ﻭاﻟﺘﻌﻈﻴﻢ، ﻭاﻟﺤﻼﻭﺓ، ﻭاﻟﺤﺮﻳﺔ ﻓﻤﻦ ﻟﻴﺲ ﻟﻪ اﻟﺘﺼﺪﻳﻖ ﻓﻬﻮ ﻣﻨﺎﻓﻖ. ﻭﻣﻦ ﻟﻴﺲ ﻟﻪ اﻟﺘﻌﻈﻴﻢ ﻓﻬﻮ ﻣﺒﺘﺪﻉ، ﻭﻣﻦ ﻟﻴﺲ ﻟﻪ اﻟﺤﻼﻭﺓ ﻓﻬﻢ ﻣﺮاء، ﻭﻣﻦ ﻟﻴﺲ ﻟﻪ اﻟﺤﺮﻳﺔ ﻓﻬﻮ ﻓﺎﺟﺮ

 

Artinya: Seyogyanya ahli  La ilaha illa Allah melakukan empat hal ini, agar menjadi mukmin sejati. Pertama, Membenarkan . Kedua, mengagungkan. Ketiga, merasa nyaman. Keempat, merdeka atau bebas . Barangsiapa yang tak membenarkan keesaan-Nya maka termasuk orang munafik, serta siapapun yang tak mengagungkan-Nya maka termasuk ahli bid’ah, juga barangsiapa yang tak merasakan manisnya iman, maka ia termasuk orang yang Riya’ (pamer), dan siapa saja yang terikat dari cengkraman makhluk maka ia termasuk orang melawan kebenaran.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Qada dan Qadar?

Tauhid Uluhiyyah dan Tauhid Rububiyah

Kesadaran Manusia yang Kurang Akan Kebersihan Di Semarang